Minggu, 15 Januari 2012

Sebelum tenggelam



Abrasi pantai akibat kerusakan ekosistem laut di kawasan pesisir pantai utara Indramayu terus meluas. 
Dari 114 km garis pantai, kini kondisi pesisir pantai telah menggerus sejauh 45 km. Abrasi pantai yang terjadi ini cukup merata di kawasan Indramayu Timur hingga Barat. Bahkan, dari 114 kilometer garis pantai, 45 km di antaranya telah abrasi dan 11 km di antaranya dalam kondisi rawan atau kritis, selain mengalami abrasi, puluhan hektare hutan bakau di kawasan pantai Indramayu sebagian besar kini telah beralih fungsi menjadi kawasan tambak udang dan bandeng.
Abrasi dan pencemaran pantai merupakan masalah pelik yang dihadapi oleh masyarakat.  Abrasi diakibatkan oleh naiknya permukaan air laut karena mencairnya lapisan es yang ada di daerah kutub bumi. Es tersebut mencair akibat terjadinya pemanasan global. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit untuk diatasi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya. Masih banyak orang yang membuang sampah pada sembarang tempat yang nantinya dapat mencemari lingkungan. Dampak yang diakibatkanoleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat pemecah ombak dan juga menanam pohon bakau di pinggir pantai. Alat pemecah ombak dapat menahan laju ombak dan memecahkan gelombang air sehingga kekuatan ombak saat mencapai bibir pantai akan berkurang. Demikian juga dengan pohon bakau yang ditanam di pinggiran pantai. Akar-akarnya yang kokoh dapat menahan kekuatan ombak agar tidak mengikis pantai.