Kamis, 30 September 2010

MENJEMPUT DOA UNTUK LELUHUR












Sebuah prosesi unik untuk menyampaikan rasa syukur atas apa yang diberikan sang pencipta juga
terhadap peninggalan sang leluhur. Ketika bulan syawal yang bertepatan dengan musim panen, hampir seluruh warga di beberapa kampung yang ada di Kecamatan Pasekan, kabupaten Indramayu, Jawa barat menggelar tradisi Unjungan atau juga disebut Ngunjung ke makam leluhur mereka. Secara harfiah Ngunjung merupakan tradisi ziarah dan doa bersama di makam sang pendahulu di bulan syawal.
Ngunjung lebih pada ziarah makam yang dilakukan bersama-sama dan diakhiri dengan doa bersama. Entah dari mana tradisi ini berasal, yang jelas masyarakat dengan sukarela mengumpulkan tumpeng untuk dibagikan saat selesai prosesi pembacaan doa yang dipimpin sesepuh desa itu.
Selain diisi dengan parade tumpeng yang dibawa oleh warga, hadir pula beberapa Meron atau replika perahu yang dihiasi dengan buah dan tumpeng serta kesenian Bleknong pun tak lupa mengiringi arak-arakan saat warga membawa tumpeng dari langgar desa menuju makam sang leluhur.
Beragam bentuk penyampaian rasa syukur dilakukan oleh masyarakat agraris yang masih memegang kuat tradisi dan budaya yang ditinggalkan. Semoga ini tetap menjadi kontinuitas yang ada pada masyarakat Indramayu sehingga tidak kehilangan identitasnya.